ASSALAMUALAIKUM

Selasa, 27 Desember 2016

Psikologi Pendidikan

Psikolgi pendidikan
Pengertian Psikologi Pendidikan
Pengertian Psikologi
Asal kata Psyche = jiwa & logos = ilmu, Ilmu jiwa
Dakir (1993), ilmu yang membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungan
Muhibbinsyah (2001), ilmu pengetahuan yang mempelajari tl terbuka & tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok dalam hubungannya dengan lingkungan
Psikologi: ilmu pengetahuan yang mempelajari tl manusia baik sebagai individu maupun kelompok dlm hub dengan lingkungannya. Tl berupa tl yang tampak maupun tidak tampak, yang disadari maupun tidak.

Objek psikologi yang berupa TL sangat luas sehingga dalam perkembangannya dikelompokkan atas dasar bidang antara lain:
•Psikologi perkembangan
•Psikologi Pendidikan
•Psikologi Sosial
•Psikologi Industri
•Psikologi Organisasi
•Psikologi Klinis, dll.

Pengertian Psikologi Pendidikan
•Witherington (1978), studi sistematis tentang proses-proses dan faktor yang berhubungan dg pendidikan manusia
•Sumadi Suryabrata (1984), pengetahuan psikologi mengenai anak didik dalam situasi pendidikan
•Elliot dkk (1999), penerapan teori-teori psikologi untuk mempelajari perkembangan, belajar, motivasi, pengajaran dan permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan
•Kesimpulan, psikologi pendidikan: ilmu yang mempelajari penerapan teori-teorim psikologi dalam bidang pendidikan

Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
•Pada dasarnya psikologi pendidikan mempelajari seluruh tingkahlaku manusia yang terlibat dalam proses pendidikan
•Manusia yang terlibat dalam proses pendidikan adalah guru dan siswa maka objek yang dibahas dalam psikologi pendidikan adalah Tingkahlaku siswa yang berkaitan dengan proses belajar dan tingkahlaku guru dalam proses pembelajaran
•Objek utama psikologi pendidikan adalah masalah belajar dan pembelajaran


Sumbangan psikologi pendidikan thd teori & praktik pendidikan
•Proses pembelajaran akan disesuaikan dengan karakteristik siswa.
•Pemahaman alami aktivitas belajar di dalam kelas.
•Pembelajaran akan bervariasi karena adanya pemahaman perbedaan individual
•Memahami metode mengajar yang efektif digunakan sebagai pendidik & pengajar

Sumbangan psikologi pendidikan thd teori & praktik pendidikan
•Guru mampu memahami problem anak didik dan sebab-sebab timbulnya problem
•Memahami faktor yang menjadi penyebab timbulnya mental tidak sehat & membantu memecahkan
•Penyusunan kurikulum, harus memperhatikan prinsip-prinsip psikologi

Manfaat praktis Psikologi Pendidikan
• Praktik penanaman aturan dan kedisiplinan
• Penggunaan audio visual atau alat belajar
• Pembuatan jadwal
• Penanganan administrasi sekolah dan kelas


Peran dan Status Wanita

      Peranan Wanita Dalam Berbagai Masa Kehidupan
a)        Zaman primitif
Kehidupan wanita sehari-hari seperti :
o    Mengasuh anak
o    Pola mencari makan
o    Pola menata rumah
o    Bercocok tanam di ladang
o    Dari segi kesehatan wanita di zaman ini tidak terlalu penting
b)      Abad Pertengahan
o    Wanita sudah kehilangan kedudukan yang dominan
o    Dari segi kesehatan wanita tidak begitu di perhatikan
c)      Abad ke – 17 dan 18
Pada abad ini kehidupan sehari-hari sangat di pengaruhi oleh :
Peradaban barat yang mengeluarkan ajaran bahwa wanita yang menikah menjadi hak suaminya dan harus melahirkan anak laki-laki.
d)     Abad ke-19
Pola dominasi pria terhadap wanita mengalami perubahan,walaupun dari segi kesehatan hanya mengalami sedikit perubahan yang berarti.
e)      Abad 20 dan 21
Perkembangan perempuan di Indonesia
Perkembangan perempuan di Indonesia telah ada sejak dimulainya pergerakan nasional.
 3 organisasi perempuan berdasarkan kurun waktunya yaitu :
1.      Organisasi yang bersifat ke agamaan
2.      Organisasi yang muncul pada orde baru
3.      Gerakan LSM wanita
2.      Status Nilai Dan Peran Wanita
1.    Nilai Wanita
Nilai wanita adalah angka kepandaian, potensi, atau mutu yang dimiliki oleh seorang wanita. Orang-orang banyak berbeda kecakapannya satu sama lain, kecakapan adalah fungsi pribadi,oleh karena itu wanita harus diberi persamaan kesempatan untuk mewujudkan potensi-potensi mereka dan penilaian kecakapan mereka tidak boleh didasarkan atas prakarsa kelamin.
2.    Peran wanita
Peran wanita adalah seperangkat tingkah laku dan perbuatan wanita yang diharapkan  dimiliki seorang wanita.
o    Peran domistik
§  Peran sebagai istri
§  Peran sebagai ibu
o  Peran social
§  Peran dalam pembangunan
§  Peran wanita di pedesaan
§  Peran di sector ekonomi
     Untuk meningkatkan peran perempuan Indonesia berbagai upayadilakukan oleh pemerintah,antara lain :
o  Para istri pegawai negri dikelompokan dalam darma wanita.
o  Para istri TNI dikelompokkan dalam darma pertiwi
o  Para istri polisi dikelompokkan dalam bhayangkari
o  Para ibu rumah tangga di ciptakan organisasi PKK
3.    Wanita dalam kesehatan reproduksinya
Dalam definisi kesehatan kaum wanita harus mencerminkan kehidupan wanita,yaitu :
§  Peran reproduksi ( melahirkan anak )
§  Takdir biologis ( siklus menstruasi )

§   Hubungan social.

Perkembagan Wanita di Dunia Internasional

      Perkembangan  wanita di dunia Internasional
Menimbang bahwa deklarasi PBB tentang penghapusan diskriminasi terhadap perempuan yang memperhitungkan bahwa diskriminasi terhadap perempuantidak sesuai dengan martabat manusia.
Pada tahun 1974 tanggal 16  mei Dewan Ekonomi dan Sosial dalam relosinya menyetujui program untuk tahun perempuan internasional, mereka menekankan :
-          Bahwa partisipasi dan kesetaraan yang lebih besar dari kaum perempuan pada pengambilan keputusan.
-          Bahwa perempuan dan laki-laki di semua Negara mempunyai hak serta kewajiban yang sama.
-          Bahwa keterbelakangan memberikan kepada kaum perempuan beban eksploitasi ganda.
-          Bahwa penerapan perempuan dalam mengandung anak tidak bias menjadi sebab ketimpangan dan diskriminasi.
Status wanita adalah keadaan atau kedudukan wanita dalam hubungannya dengan masyarakat dalam konteks budaya,politik,agama,dan pembangunan.
Diskriminasi dalam kehidupan status wanita :
1.      Negara
Jabatan pemerintahan masih di dominasi oleh laki-laki.
2.      Masyarakat
Rapat dib alai-balai dalam pengambilan keputusan masih didominasi oleh pria.
3.      Keagamaan
Pemuka agama banyak dari kaum pria
4.      Tempat kerja
Laki-laki mendapat tunjangan keluarga sedangkan wanita di anggap ikut suami.
5.      Rumah tangga

Laki-laki disebut sebagai kepala keluarga walaupun terkadang wanita yang mencari nafkah.

Pendidikan Multikultural

  1. Pendidikan Multikultural Perspektif KH. Abdurrahman Wahid,22 penelitian ini mendiskripsikan bagaimana tokoh Multikluturalis (KH. Abdurrahman Wahid) menjelaskan konsep pendidikan Multikultural di Indonesia, sebagai pembaharuan pendidikan yang berbasis masyarakat multikultur. Dalam pembahasan tersebut KH. Abdurrahman Wahid mempunyai harapan bahwa apabila seseorang telah mengerti akan makna dari multikultural maka segala macam perbedaan tidak akan menimbulkan konflik dan perpecahan.
  2. Pendidikan Multikultural dalam Perspektif Al-Qur’an,23 Dalam penelitian ini memberikan pemahaman pendidikan multikultural yang ada di dalam Al- Qur’an, pesan teks secara emplisit telah menguraikan tentang pendidikan multikultural khususnya membekali bagi lembaga pendidikan Islam dapat menghadapi segala perubahan yang cukup mendasar sehingga dapat mempersiapkan siswa untuk berinteraksi dengan masyarakat luas yang berasal dari latar belakang yang berbeda.

JENIS DAN DESAIN/ PENDEKATAN PENELITIAN



A.   ARTI PENTING PENELITIAN
Sedarmayanti (2002) menunjukkan, setidaknya ada lima arti penting suatu penelitian sosial:
1.      Penelitian dapat menjawab kesenjangan antara standar kerja dan tingkat pencapaian hasil kerja
2.      Penelitian dapat mengurari dan bahkan menghilangkan kebingungan orang terhadap sesuatu hal
3.      Penelitian digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat
4.      Penelitian untuk mengembangkan dan memperbaiki suatu teori
5.      Penelitian bermanfaat untuk memperbaiki cara kerja
B.   JENIS PENELITIAN
Penelitian merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sistematik untuk memperoleh pengetahuan keilmuan melalui metode ilmiah yang didasarkan pada fakta empirik. Penelitian juga dapat dipahami sebagai usaha-usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk menemukan dan menyelesaikan masalah dengan menggunakan metode ilmiah.
Sesuatu dapat dikatakan ilmiah (pengetahuan ilmiah) jika memenuhi syarat:
  1. Fenomena itu dapat dijelaskan secara logis, dapat diterima oleh akal berdasarkan teori yang telah ada, dan
  2. Dapat dibuktikan secara empirik.
Sebagai contoh, benda yang dilepaskan dari ketinggian tertentu di atas Bumi akan jatuh kembali ke Bumi. Fenomena ini masih belum cukup disebut sebagai pengetahuan ilmiah bilamana belum dapat dijelaskan alasan mengapa benda tersebut jatuh ke Bumi (Soemarno, 2003).
Menurut tingkatannya Penelitian dibedakan menjadi 3:
  1. Penelitian dalam Upaya menjajagi masalah (EKSPLORATIF)
  2. Penelitian dalam Upaya mengembangkan masalah (PENGEMBANGAN)
  3. Penelitian dalam Upaya menguji jawaban terhadap masalah (VERIFIKATIF)
Berdasarkan metode yang didasarkan pada Tujuan dan Objeknya, penelitian dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk:
  1. Penelitian Kasus (Case Study) à bertujuan mempelajari secara mendalam mengenai keadaan kehidupan sekarang dengan latar belakangnya dalam interaksi dengan lingkungannya dari suatu unit sosial seperti: Individu; kelembagaan; komunitas; masyarakat.
  2. Penelitian Deskriptif (Descriptive) à bertujuan membuat pencanderaan/ lukisan/ deskripsi mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat suatu populasi atau daerah tertentu secara sistematik, faktual dan teliti, serta meluas dari beberapa variabel tertentu saja (tidak mendalam seperti studi kasus)
  3. Penelitian Korelasional (Correlational Research) à bertujuan untuk mendeteksi/ mengungkap sampai sejauhmana variasi-variasi pada suatu fakta berkaitan atau berkorelasi dengan variasi-variasi pada faktor lain yang didasarkan pada koefisien korelasi
  4. Penelitian Kausalitas (Causality Research) à bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan sebab-akibat dari suatu peristiwa/ fenomena. Penelitian ini dibedakan menjadi 2:
    1. Explanatory Survey à penyelidikan kausalitas dengan cara mendasarkan pada pengamatan terhadap akibat yang terjadi, dan mencari faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebabnya melalui data tertentu.
    2. Experimental Research ­Ã  penyelidikan dengan cara mengenakan faktor penyebabnya (treatment/ perlakuan) kepada kelompok eksperimental, kemudian dikaji akibat yang terjadi untuk meyakinkan bahwa yang terjadi itu benar-benar sebagai akibat dari perlakuan, biasanya dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan.
  5. Penelitian Sejarah (Historical Research) à bertujuan untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, mensintesis dan memverifikasi bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang benar.
  6. Penelitian Tindakan (Action Research) à bertujuan untuk menerapkan ide-ide atau penemuan-penemuan ataupun ketrampilan-ketrampilan baru dalam rangka memecahkan masalah dalam suatu lapangan kerja atau dunia aktual lainnya.
  7. Penelitian Terapan (Applied Research)
Adalah penyelidikan yang penuh kehati-hatian, dilakukan secara sistematik dan terus menerus terhadap suatu masalah (sosial) dengan tujuan agar hasil penelitian dapat digunakan segera untuk keperluan tertentu. Hasil penelitian ini tidak perlu berupa penemuan sesuatu yang baru, tetapi merupakan aplikasi baru dari penelitian yang telah ada.


  1. Penelitian Perkembangan (Development Research)
Adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan percobaan dan penyempurnaan terhadap suatu sistem.
  1. Penelitian Longitudinal
Adalah penelitian yang mengkaji berbagai tingkat pertumbuhan dengan cara mengikuti perkembangan bagi individu yang sama pada jangka waktu yang panjang.
  1. Penelitian Evaluasi
Adalah penelitian yang dilakukan dengan membandingkan kejadian, kegiatan dan produk dengan standar dan program yang telah ditetapkan.
Disamping pembagian di atas Penelitian secara umum dibagi menjadi 2:
  1. Penelitian Deskriptif à penelitian ini hanya mampu menjawab pertanyaan “what”. Belum sampai pada “how” dan “why”
  2. Penelitian Analitis à dibagi menjadi (a) Deskriptif Analitis dan (b) Analitis kuantitatif. Perbedaan keduanya terletak pada analisa yang dipakai. Yang pertama menggunakan analisa tabuler dan yang kedua menggunakan metoda kuantitatif.

C.  DESAIN/ PENDEKATAN PENELITIAN
Desain Penelitian à rancangan, pedoman ataupun acuan penelitian yang akan dilaksanakan (Soemartono, 2003). Desain Penelitian ini harus memuat segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan. Sifat desain penelitian mendekati komprehensif dari keseluruhan kerja penelitian, maka apabila peneliti telah siap dengan desain penelitian berarti separuh kerja penelitiannya telah selesai (Bungin, 2001).

Desain Penelitian Sosial dapat dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan:
1.      Pendekatan Kuantitatif, 
2.      Pendekatan Kualitatif

1. PENDEKATAN KUANTITATIF
Pendekatan ini dikenalkan pertamakali oleh Descartes. Descartes memperkenalkan metode penelitian ini dengan istilah “Deduktif”. Pendekatan ini dikembangkan oleh Auguste Comte yang kemudian dikenal dengan istilah “Pendekatan Positivistik” (Sukidin, 2002).

Pendekatan Kuantitatif merupakan pendekatan yang bermula dari studi tentang ilmu-ilmu alam (natural science) berupa kajia pseudokuantitatif yang mengharuskan semua kajian penelitian diukur dengan angka-angka kuantitatif secara ontologis dan harus diletakkan pada tatanan realisme dan naïve realisme.

Pendekatan Positivisme ini amat percaya bahwa kebenaran itu bersifat universal. Bagi metode positivis-kuantitatif, individu adalah representasi dari beroperasinya struktur sosial yang eksistensinya berada di luar kesadaran individu. Perilaku individu dalam sebuah konteks sosial sepenuhnya dilihat sebagai hasil determinasi struktur atas individu (Sukidin, 2002). Individu adalah aktor yang berperilaku, bahkan berperasaan menurut script (naskah) yang terdapat dalam struktur. Apa yang dibayangkan sebagai struktur itu (yang didalamnya memuat nilai, kepercayaan, ideologi, norma dan institusi) menjadi penentu tentang bagaimana individu merespon sebuah peristiwa sosial.

Semangat utama positivisme ini adalah memetakan pola-pola dan kecenderungan umum tentang bagaimana struktur sosial yang ada itu menghasilkan disposisi dan perilaku individu atau kelompok yang berbeda (Sparingga, dalam Sukidin, 2002).

2. PENDEKATAN KUALITATIF
Suatu penelitian, khususnya penelitian grounded (penelitian dasar: Eksplorasi dan Deskripsi) umumnya menggunakan pendekatan kualitatif dalam analisis-analisisnya. Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya (Strauss dan Corbin, 1997).

Pendekatan kualitatif dalam hal ini seungguhnya adalah prosedur penelitian  yang menghasilkan data-data deskriptif  berupa kata-kata  tertulis  atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Sehingga  data yang dikumpulkan adalah data yang berupa kata/ kalimat maupun gambar (bukan angka-angka). Data-data ini bisa berupa naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video, dokumen pribadi, memo ataupun  dokumen resmi lainnya (Maleong, 1994).

Bogdan dan Taylor (1992) mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan-ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati.

Sedangkan Menurut Milles and Huberman (1994) penelitian kualitatif adalah “conducted through an intense and or prolonged contact with a “field” or life situation. These situation are typically “banal” or normal ones, replective of the everyday life individuals, groups, societies and organizations”

Penelitian Kualitatif ini juga dapat dimaknai sebagai rangkaian kegiatan penelitian yang mengembangkan pola pikir induktif dalam menarik suatu kesimpulan dari suatu fenomena tertentu. Pola berfikir Induktif ini adalah cara berfikir dalam rangka menarik kesimpulan dari sesuatu yang bersifat khusus kepada yang sifatnya umum.

Dengan pendekatan ini peneliti dapat  memperoleh gambaran yang lengkap dari permasalahan yang dirumuskan  dengan memfokuskan pada proses dan pencarian makna dibalik fenomena yang muncul dalam penelitian, dengan harapan agar informasi yang dikaji lebih bersifat komprehensif, mendalam, alamiah dan apa adanya.

C. PERBEDAAN PENELITIAN KUALITATIF DENGAN KUANTITATIF
Paling tidak terdapat 7 ciri yang membedakan Penelitian Kualitatif dengan Penelitian Kuantitatif (Sukidin, 2002):
Tabel
Perbedaan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif

No.
Jenis Perbedaan
Penelitian Kualitatif
Penelitian Kuantitatif
1.
Kerangka Teori
Menolak sepenuhnya penggunaan kerangka teori sebagai persiapan penelitian. 1)
Menuntut penyusunan ke-rangka teori
2.
Hipotesis
Tidak terikat oleh Hipotesis. Berang-kat dari pikiran kosong dalam rangka membangun suatu konsep atau preposisi.
Hipotesis sangat diperlukan untuk pembuktian.
3.
Ubahan
Tidak menentukan ubahan2)
Mengukur ubahan
4.
Hubungan Peneliti dengan Responden
Berfungsi sebagai instrumen dan menyatu dengan subjek penelitian3)
Ada jarak antara Peneliti dengan Responden
5.
Metode Analisis Data
Dilakukan dengan analisis Interaktif4) ataupun analisis alur tahapan5)
Dilakukan dengan analisis Linear
6.
Proses dan Hasil
Lebih mementingka Proses 6)
Lebih mementingkan Hasil
7.
Responden dan Sampel
Informan dan Snowbolling sampling
Random Sampling, Ukuran Sampel, luas sampel, dan metode sampling7)

1) Membuat persiapan teoretik hanya akan menghasilkan penelitian yang artifisial dan jauh dari sifat naturalnya. Hal ini terjadi karena penelitian kualitatif adalah membangun ilmu ideografik, sementara kuantitatif bertujuan membangun ilmu nomothetik (Muhadjir, 2000). Jika dalam penelitian kualitatif terdapat kerangka teoretik, maka ada dua kemungkinan: 1) teori yang ada itu hanya untuk sekedar untuk ‘tongkat’ yang kemungkinan akan dibuang jika mendapatkan hal yang baru di lapangan. 2) penelitian tidak sepenuhnya kualitaitf, karena berbagai permasalahan misalnya keterbatasan waktu, dsb.

2) Dalam penelitian melihat suatu fenomena, penelitian kualitatif berusaha melihat objek dalam konteksnya dan menggunakan tata pikir logik lebih dari sekedar linear kausal. Penelitian kualitatif tidak menentukan ubahan-ubahan dan kategori ubahan serta tidak berusaha mengukur ubahan itu, apalagi mengkuantifikasikan.

3) Dalam penelitian kualitatif, peneliti dalam rangka pengumpulan data berfungsi sebagai instrumen yang berusaha untuk mengikuti asumsi-asumsi kultural dan mengikuti data kualitatif. Peneliti melakukan ‘pengamatan berperan serta’ atau participant observation atau juga disebut sebagai ‘pengamatan terlibat’. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif peneliti dan subjek penelitian harus melebur seoleh-olah tidak ada lagi pemisah/ jarak diantara keduanya (Moleong, 1995). Dalam pengumpulan data kualitatif dapat dilakukan dengan dua pendekatan: 1) pengamatan secara aktif dan langsung (pengamatan peran serta), sehingga peneliti dapat menguak segala sesuatu yang terjadi di lapangan. 2) Dokumen pribadi, termasuk didalamnya wawancara bebas. Dokumen ini dapat berupa buku harian, surat, otobiografi dan catatan hasil wawancara.

4) Analisis Interaktif, dikenalkan oleh Milles dan Huberman (1994) ditujukan untuk kecermatan dan menjaga kualitas hasil penelitian. Dalam Analisis interaktif ini masing-masing komponen pengumpulan data, reduksi data, display data dan kesimpulan hasil dilakukan secara ‘simultan’ atau secara siklus.

5) Analisis Alur tahapan dikenalkan oleh Strauss dan Corbin (1997) yang terdiri dari Open Coding, Axial Coding dan Selective Coding. Open Coding merupakan upaya peneliti untuk mengumpulkan data-data sebanyak mungkin yang terkait dengan subjek penelitian. Axial Coding adalah upaya mengorganisir data-data yang telah diperoleh dari open coding berdasarkan atas kategorinya untuk dikembangkan ke arah beberapa proposisi. Pada tahap Axial Coding juga dilakukan upaya analisis hubungan antar kategori. Selective Coding adalah upaya untuk memeriksa mana kategori yang inti dan kaitannya dengan kategori yang lain, sehingga dapat diketahui dan dijelaskan mana yang menjadi kategori ‘inti’ atau ‘pusat’ dari konsep atau kategori lainnya.

6) Dalam penelitian kualitatif yang dipentingkan adalah kedalaman materi, bukan keluasan materi penelitian (Sukidin, 2002)

7) Dalam Penelitian kuantitatif, semakin banyak/ besar sampel maka akan semakin kecil kesalahan sampling. Namun dalam penelitian kualitatif banyak/ sedikitnya informan tidak menentukan akurat atau tidaknya penelitian. Bahkan dalam penelitian kualitatif bisa jadi informannya hanya satu orang.
Faisal secara tegas membedakan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif sebagai berikut:
Unsur
Penelitian Kuantitatif
Penelitian Kualitatif
Paradigma
Positivisme
Interpretivisme
Tujuan
Menjelaskan fenomena sosial (Explanation)
Memahami fenomena sosial (Understanding)
Fokus Metodologi




Hubungan Kausal (Causaliaty)

Hubungan Antar Variabel



Alasan tindakan sosial (reason, social meaning)

Etika (acuan moralitas)
Frame (pola pikir)
Rasionalitas
Tema/ nilai budaya



D. KRITIK ATAS PENDEKATAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF


1. Kritik atas Pendekatan Kuantitatif (Sukidin, 2002)

1.      Metode Kuantitatif banyak membelenggu empirisme dan rasionalisme subjek kajian
2.      Dianggap gagal dalam mengungkap realitas sosial yang unik dan beragam, yang hanya bisa didekati dengan pendekatan kualitatif
3.      Kajian Kuantitatif terbatas pada desain ekslusifisme, terbatas pada kajian variabel tertentu dan menghilangnya (makna) generalisasi.
4.      Kajian atas manusia tidak sama dengan kajian atas kebendaan yang bersifat statis dan linear.
5.      Dianggap tidak mampu mempertemukan teori yang bersifat umum dengan konteks lokal
6.      Kabur dalam mengungkap kasus atau keunikan individu.

2. Kritik atas Pendekatan Kualitatif
1.      Hasil penelitiannya tidak representatif
2.      Terlalu bersifat Subjektif
3.      Tidak dapat digunakan untuk menggeneralisir suatu fakta sosial secara universal dan hanya dapat digunakan pada “wilayah” kontekstual
4.      Cenderung melebih-lebihkan pada penghargaan terhadap subjektifitas individu, kelompok, masyarakat dan atau suatu organisasi tertentu (Fatchan, 2001).

E. UNSUR-UNSUR PENELITIAN
Usman (2001) menyebutkan beberapa unsur-unsur penelitian sebagai berikut (khususnya untuk penelitian kuantitatif):
1.      Konsep Awal
2.      Konsep Sederhana
3.      Istilah
4.      Definisi
5.      Pengertian
6.      Faktor
7.      Proposisi atau embrio teori
8.      Konsep lanjutan atau teori
9.      Hukum atau dalil
10. Asumsi Dasar atau postulat
11. Evidensi atau bukti atau premis
12. Hipotesis
13. Definisi Operasional dan
14. Variabel
1.      Konsep awal adalah fakta yang diserap inderawi, direkam oleh otak untuk diungkapkan kembali
2.      Konsep sederhana, yakni konsep awal yang diabstraksikan dengan nama atau lambang
3.      Istilah adalah nama atau lambang yang dipersepsi secara sama
4.      Definisi adalah istilah yang dijelaskan secara khusus
5.      Pengertian adalah definisi yang dijelaskan secara khusus
6.      Faktor, adalah fakta yang mempengaruhi
7.      Proposisi, adalah hubungan antar faktor atau konsep yang dapat dinilai benar atau salah
8.      Teori, adalah hubungan proposisi secara khusus atau konsep yang terkait secara sistematis dengan definisi dan proposisi sehingga dapat menjelaskan gejala
9.      Dalil adalah teori yang teruji dan bertahan
10. Postulat adalah pernyataan yang tidak perlu dibuktikan kebenarannya
11. Hipotesis adalah rumusan proposisi untuk diuji kebenarannya.
12. Definisi operasional adalah petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur
13. Variabel adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi nilai