Psikolgi pendidikan
Pengertian Psikologi Pendidikan
Pengertian Psikologi
Asal kata Psyche = jiwa & logos = ilmu, Ilmu jiwa
Dakir (1993), ilmu yang membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungan
Muhibbinsyah (2001), ilmu pengetahuan yang mempelajari tl terbuka & tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok dalam hubungannya dengan lingkungan
Psikologi: ilmu pengetahuan yang mempelajari tl manusia baik sebagai individu maupun kelompok dlm hub dengan lingkungannya. Tl berupa tl yang tampak maupun tidak tampak, yang disadari maupun tidak.
Objek psikologi yang berupa TL sangat luas sehingga dalam perkembangannya dikelompokkan atas dasar bidang antara lain:
•Psikologi perkembangan
•Psikologi Pendidikan
•Psikologi Sosial
•Psikologi Industri
•Psikologi Organisasi
•Psikologi Klinis, dll.
Pengertian Psikologi Pendidikan
•Witherington (1978), studi sistematis tentang proses-proses dan faktor yang berhubungan dg pendidikan manusia
•Sumadi Suryabrata (1984), pengetahuan psikologi mengenai anak didik dalam situasi pendidikan
•Elliot dkk (1999), penerapan teori-teori psikologi untuk mempelajari perkembangan, belajar, motivasi, pengajaran dan permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan
•Kesimpulan, psikologi pendidikan: ilmu yang mempelajari penerapan teori-teorim psikologi dalam bidang pendidikan
Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
•Pada dasarnya psikologi pendidikan mempelajari seluruh tingkahlaku manusia yang terlibat dalam proses pendidikan
•Manusia yang terlibat dalam proses pendidikan adalah guru dan siswa maka objek yang dibahas dalam psikologi pendidikan adalah Tingkahlaku siswa yang berkaitan dengan proses belajar dan tingkahlaku guru dalam proses pembelajaran
•Objek utama psikologi pendidikan adalah masalah belajar dan pembelajaran
Sumbangan psikologi pendidikan thd teori & praktik pendidikan
•Proses pembelajaran akan disesuaikan dengan karakteristik siswa.
•Pemahaman alami aktivitas belajar di dalam kelas.
•Pembelajaran akan bervariasi karena adanya pemahaman perbedaan individual
•Memahami metode mengajar yang efektif digunakan sebagai pendidik & pengajar
Sumbangan psikologi pendidikan thd teori & praktik pendidikan
•Guru mampu memahami problem anak didik dan sebab-sebab timbulnya problem
•Memahami faktor yang menjadi penyebab timbulnya mental tidak sehat & membantu memecahkan
•Penyusunan kurikulum, harus memperhatikan prinsip-prinsip psikologi
Manfaat praktis Psikologi Pendidikan
• Praktik penanaman aturan dan kedisiplinan
• Penggunaan audio visual atau alat belajar
• Pembuatan jadwal
• Penanganan administrasi sekolah dan kelas
Selasa, 27 Desember 2016
Peran dan Status Wanita
Peranan Wanita Dalam Berbagai Masa Kehidupan
a)
Zaman
primitif
Kehidupan wanita sehari-hari seperti :
o Mengasuh anak
o
Pola
mencari makan
o
Pola
menata rumah
o
Bercocok
tanam di ladang
o
Dari
segi kesehatan wanita di zaman ini tidak terlalu penting
b)
Abad
Pertengahan
o
Wanita
sudah kehilangan kedudukan yang dominan
o
Dari
segi kesehatan wanita tidak begitu di perhatikan
c)
Abad
ke – 17 dan 18
Pada abad ini kehidupan
sehari-hari sangat di pengaruhi oleh :
Peradaban barat
yang mengeluarkan ajaran bahwa wanita yang menikah menjadi hak suaminya dan
harus melahirkan anak laki-laki.
d)
Abad
ke-19
Pola dominasi pria
terhadap wanita mengalami perubahan,walaupun dari segi kesehatan hanya mengalami
sedikit perubahan yang berarti.
e)
Abad
20 dan 21
Perkembangan
perempuan di Indonesia
Perkembangan perempuan
di Indonesia telah ada sejak dimulainya pergerakan nasional.
3
organisasi perempuan berdasarkan kurun waktunya yaitu :
1.
Organisasi
yang bersifat ke agamaan
2.
Organisasi
yang muncul pada orde baru
3.
Gerakan
LSM wanita
2. Status Nilai Dan Peran Wanita
1. Nilai
Wanita
Nilai wanita adalah angka
kepandaian, potensi, atau mutu yang dimiliki oleh seorang wanita. Orang-orang
banyak berbeda kecakapannya satu sama lain, kecakapan adalah fungsi
pribadi,oleh karena itu wanita harus diberi persamaan kesempatan untuk
mewujudkan potensi-potensi mereka dan penilaian kecakapan mereka tidak boleh
didasarkan atas prakarsa kelamin.
2. Peran
wanita
Peran wanita adalah seperangkat tingkah
laku dan perbuatan wanita yang diharapkan
dimiliki seorang wanita.
o
Peran
domistik
§ Peran
sebagai istri
§ Peran
sebagai ibu
o Peran
social
§
Peran dalam
pembangunan
§
Peran wanita di
pedesaan
§ Peran
di sector ekonomi
Untuk meningkatkan
peran perempuan Indonesia berbagai upayadilakukan oleh pemerintah,antara lain :
o
Para istri
pegawai negri dikelompokan dalam darma wanita.
o
Para istri TNI
dikelompokkan dalam darma pertiwi
o
Para istri
polisi dikelompokkan dalam bhayangkari
o
Para ibu rumah
tangga di ciptakan organisasi PKK
3. Wanita
dalam kesehatan reproduksinya
Dalam definisi kesehatan kaum wanita
harus mencerminkan kehidupan wanita,yaitu :
§ Peran
reproduksi ( melahirkan anak )
§ Takdir
biologis ( siklus menstruasi )
§ Hubungan social.
Perkembagan Wanita di Dunia Internasional
Perkembangan wanita di dunia Internasional
Menimbang bahwa deklarasi PBB
tentang penghapusan diskriminasi terhadap perempuan yang memperhitungkan bahwa
diskriminasi terhadap perempuantidak sesuai dengan martabat manusia.
Pada
tahun 1974 tanggal 16 mei Dewan Ekonomi dan Sosial dalam relosinya
menyetujui program untuk tahun perempuan internasional, mereka menekankan :
-
Bahwa
partisipasi dan kesetaraan yang lebih besar dari kaum perempuan pada pengambilan
keputusan.
-
Bahwa perempuan
dan laki-laki di semua Negara mempunyai hak serta kewajiban yang sama.
-
Bahwa
keterbelakangan memberikan kepada kaum perempuan beban eksploitasi ganda.
-
Bahwa penerapan
perempuan dalam mengandung anak tidak bias menjadi sebab ketimpangan dan
diskriminasi.
Status wanita adalah keadaan atau
kedudukan wanita dalam hubungannya dengan masyarakat dalam konteks
budaya,politik,agama,dan pembangunan.
Diskriminasi
dalam kehidupan status wanita :
1. Negara
Jabatan
pemerintahan masih di dominasi oleh
laki-laki.
2. Masyarakat
Rapat
dib alai-balai dalam pengambilan keputusan masih didominasi oleh pria.
3. Keagamaan
Pemuka
agama banyak dari kaum pria
4. Tempat
kerja
Laki-laki
mendapat tunjangan keluarga sedangkan wanita di anggap ikut suami.
5. Rumah
tangga
Laki-laki
disebut sebagai kepala keluarga walaupun terkadang wanita yang mencari nafkah.
Pendidikan Multikultural
- Pendidikan Multikultural Perspektif KH. Abdurrahman Wahid,22 penelitian ini mendiskripsikan bagaimana tokoh Multikluturalis (KH. Abdurrahman Wahid) menjelaskan konsep pendidikan Multikultural di Indonesia, sebagai pembaharuan pendidikan yang berbasis masyarakat multikultur. Dalam pembahasan tersebut KH. Abdurrahman Wahid mempunyai harapan bahwa apabila seseorang telah mengerti akan makna dari multikultural maka segala macam perbedaan tidak akan menimbulkan konflik dan perpecahan.
- Pendidikan Multikultural dalam Perspektif Al-Qur’an,23 Dalam penelitian ini memberikan pemahaman pendidikan multikultural yang ada di dalam Al- Qur’an, pesan teks secara emplisit telah menguraikan tentang pendidikan multikultural khususnya membekali bagi lembaga pendidikan Islam dapat menghadapi segala perubahan yang cukup mendasar sehingga dapat mempersiapkan siswa untuk berinteraksi dengan masyarakat luas yang berasal dari latar belakang yang berbeda.
JENIS DAN DESAIN/ PENDEKATAN PENELITIAN
A.
ARTI
PENTING PENELITIAN
Sedarmayanti
(2002) menunjukkan, setidaknya ada lima arti penting suatu penelitian sosial:
1. Penelitian
dapat menjawab kesenjangan antara standar kerja dan tingkat pencapaian hasil
kerja
2. Penelitian
dapat mengurari dan bahkan menghilangkan kebingungan orang terhadap sesuatu hal
3. Penelitian
digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat
4. Penelitian
untuk mengembangkan dan memperbaiki suatu teori
5. Penelitian
bermanfaat untuk memperbaiki cara kerja
B.
JENIS
PENELITIAN
Penelitian
merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sistematik untuk memperoleh
pengetahuan keilmuan melalui metode ilmiah yang didasarkan pada fakta empirik.
Penelitian juga dapat dipahami sebagai usaha-usaha yang dilakukan oleh
seseorang untuk menemukan dan menyelesaikan masalah dengan menggunakan metode
ilmiah.
Sesuatu dapat dikatakan ilmiah (pengetahuan ilmiah) jika
memenuhi syarat:
- Fenomena itu dapat dijelaskan secara logis, dapat
diterima oleh akal berdasarkan teori yang telah ada, dan
- Dapat dibuktikan secara empirik.
Sebagai contoh, benda yang dilepaskan dari ketinggian
tertentu di atas Bumi akan jatuh kembali ke Bumi. Fenomena ini masih belum
cukup disebut sebagai pengetahuan ilmiah bilamana belum dapat dijelaskan alasan
mengapa benda tersebut jatuh ke Bumi (Soemarno, 2003).
Menurut tingkatannya Penelitian dibedakan menjadi 3:
- Penelitian dalam Upaya menjajagi masalah
(EKSPLORATIF)
- Penelitian dalam Upaya mengembangkan masalah
(PENGEMBANGAN)
- Penelitian
dalam Upaya menguji jawaban terhadap masalah (VERIFIKATIF)
Berdasarkan
metode yang didasarkan pada Tujuan dan Objeknya, penelitian dapat dibedakan ke
dalam beberapa bentuk:
- Penelitian
Kasus (Case Study) Ã
bertujuan mempelajari secara mendalam mengenai keadaan kehidupan sekarang
dengan latar belakangnya dalam interaksi dengan lingkungannya dari suatu
unit sosial seperti: Individu; kelembagaan; komunitas; masyarakat.
- Penelitian
Deskriptif (Descriptive)
Ã
bertujuan membuat pencanderaan/ lukisan/ deskripsi mengenai fakta-fakta
dan sifat-sifat suatu populasi atau daerah tertentu secara sistematik,
faktual dan teliti, serta meluas dari beberapa variabel tertentu saja
(tidak mendalam seperti studi kasus)
- Penelitian
Korelasional (Correlational Research)
Ã
bertujuan untuk mendeteksi/ mengungkap sampai sejauhmana variasi-variasi
pada suatu fakta berkaitan atau berkorelasi dengan variasi-variasi pada
faktor lain yang didasarkan pada koefisien korelasi
- Penelitian
Kausalitas (Causality Research) Ã
bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan sebab-akibat dari suatu peristiwa/
fenomena. Penelitian ini dibedakan menjadi 2:
- Explanatory
Survey
Ã
penyelidikan kausalitas dengan cara mendasarkan pada pengamatan terhadap
akibat yang terjadi, dan mencari faktor-faktor yang mungkin menjadi
penyebabnya melalui data tertentu.
- Experimental
Research Ã
penyelidikan dengan cara mengenakan faktor penyebabnya (treatment/ perlakuan) kepada
kelompok eksperimental, kemudian dikaji akibat yang terjadi untuk
meyakinkan bahwa yang terjadi itu benar-benar sebagai akibat dari
perlakuan, biasanya dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak
dikenai perlakuan.
- Penelitian
Sejarah (Historical Research)
Ã
bertujuan untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan
objektif yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi,
mensintesis dan memverifikasi bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan
memperoleh kesimpulan yang benar.
- Penelitian
Tindakan (Action Research)
Ã
bertujuan untuk menerapkan ide-ide atau penemuan-penemuan ataupun
ketrampilan-ketrampilan baru dalam rangka memecahkan masalah dalam suatu
lapangan kerja atau dunia aktual lainnya.
- Penelitian
Terapan (Applied Research)
Adalah
penyelidikan yang penuh kehati-hatian, dilakukan secara sistematik dan terus
menerus terhadap suatu masalah (sosial) dengan tujuan agar hasil penelitian
dapat digunakan segera untuk keperluan tertentu. Hasil penelitian ini tidak
perlu berupa penemuan sesuatu yang baru, tetapi merupakan aplikasi baru dari
penelitian yang telah ada.
- Penelitian
Perkembangan (Development Research)
Adalah
penelitian yang dilakukan dengan mengadakan percobaan dan penyempurnaan
terhadap suatu sistem.
- Penelitian
Longitudinal
Adalah
penelitian yang mengkaji berbagai tingkat pertumbuhan dengan cara mengikuti
perkembangan bagi individu yang sama pada jangka waktu yang panjang.
- Penelitian
Evaluasi
Adalah
penelitian yang dilakukan dengan membandingkan kejadian, kegiatan dan produk
dengan standar dan program yang telah ditetapkan.
Disamping
pembagian di atas Penelitian secara umum dibagi menjadi 2:
- Penelitian
Deskriptif Ã
penelitian ini hanya mampu menjawab pertanyaan “what”. Belum sampai pada
“how” dan “why”
- Penelitian
Analitis Ã
dibagi menjadi (a) Deskriptif Analitis dan (b) Analitis kuantitatif.
Perbedaan keduanya terletak pada analisa yang dipakai. Yang pertama
menggunakan analisa tabuler dan yang kedua menggunakan metoda kuantitatif.
C.
DESAIN/
PENDEKATAN PENELITIAN
Desain Penelitian à rancangan, pedoman ataupun acuan penelitian yang akan dilaksanakan
(Soemartono, 2003). Desain Penelitian ini harus memuat segala sesuatu yang
berkaitan dengan pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan. Sifat desain
penelitian mendekati komprehensif dari keseluruhan kerja penelitian, maka
apabila peneliti telah siap dengan desain penelitian berarti separuh kerja
penelitiannya telah selesai (Bungin, 2001).
Desain Penelitian Sosial dapat dilakukan
dengan menggunakan dua pendekatan:
1.
Pendekatan
Kuantitatif,
2.
Pendekatan
Kualitatif
1. PENDEKATAN KUANTITATIF
Pendekatan ini dikenalkan pertamakali oleh
Descartes. Descartes memperkenalkan metode penelitian ini dengan istilah
“Deduktif”. Pendekatan ini dikembangkan oleh Auguste Comte yang kemudian
dikenal dengan istilah “Pendekatan Positivistik” (Sukidin, 2002).
Pendekatan Kuantitatif merupakan pendekatan
yang bermula dari studi tentang ilmu-ilmu alam (natural science) berupa
kajia pseudokuantitatif yang mengharuskan semua kajian penelitian diukur dengan
angka-angka kuantitatif secara ontologis dan harus diletakkan pada tatanan realisme
dan naïve realisme.
Pendekatan Positivisme ini amat percaya bahwa
kebenaran itu bersifat universal. Bagi metode positivis-kuantitatif, individu
adalah representasi dari beroperasinya struktur sosial yang eksistensinya
berada di luar kesadaran individu. Perilaku individu dalam sebuah konteks
sosial sepenuhnya dilihat sebagai hasil determinasi struktur atas individu
(Sukidin, 2002). Individu adalah aktor yang berperilaku, bahkan berperasaan
menurut script (naskah) yang terdapat dalam struktur. Apa yang
dibayangkan sebagai struktur itu (yang didalamnya memuat nilai, kepercayaan,
ideologi, norma dan institusi) menjadi penentu tentang bagaimana individu
merespon sebuah peristiwa sosial.
Semangat utama positivisme ini adalah
memetakan pola-pola dan kecenderungan umum tentang bagaimana struktur sosial
yang ada itu menghasilkan disposisi dan perilaku individu atau kelompok yang
berbeda (Sparingga, dalam Sukidin, 2002).
2. PENDEKATAN KUALITATIF
Suatu
penelitian, khususnya penelitian grounded
(penelitian dasar: Eksplorasi dan Deskripsi) umumnya menggunakan pendekatan
kualitatif dalam analisis-analisisnya. Penelitian kualitatif adalah jenis
penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan
menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya
(Strauss dan Corbin, 1997).
Pendekatan kualitatif dalam hal ini seungguhnya adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data-data
deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.
Sehingga data yang dikumpulkan adalah
data yang berupa kata/ kalimat maupun gambar (bukan angka-angka). Data-data ini
bisa berupa naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video, dokumen pribadi,
memo ataupun dokumen resmi lainnya (Maleong, 1994).
Bogdan dan Taylor (1992) mengatakan bahwa penelitian kualitatif
adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
ucapan-ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati.
Sedangkan Menurut Milles and Huberman (1994) penelitian kualitatif
adalah “conducted through an intense and or prolonged contact with a “field”
or life situation. These situation are typically “banal” or normal ones,
replective of the everyday life individuals, groups, societies and
organizations”
Penelitian Kualitatif ini juga dapat dimaknai
sebagai rangkaian kegiatan penelitian yang mengembangkan pola pikir induktif
dalam menarik suatu kesimpulan dari suatu fenomena tertentu. Pola berfikir
Induktif ini adalah cara berfikir dalam rangka menarik kesimpulan dari sesuatu
yang bersifat khusus kepada yang sifatnya umum.
Dengan pendekatan ini peneliti dapat
memperoleh gambaran yang lengkap dari permasalahan yang dirumuskan dengan memfokuskan pada proses dan pencarian
makna dibalik fenomena yang muncul dalam penelitian, dengan harapan agar
informasi yang dikaji lebih bersifat komprehensif, mendalam, alamiah dan apa
adanya.
C. PERBEDAAN PENELITIAN KUALITATIF DENGAN KUANTITATIF
Paling tidak terdapat 7 ciri yang membedakan Penelitian Kualitatif dengan
Penelitian Kuantitatif (Sukidin, 2002):
Tabel
Perbedaan
Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif
No.
|
Jenis Perbedaan
|
Penelitian Kualitatif
|
Penelitian Kuantitatif
|
1.
|
Kerangka
Teori
|
Menolak
sepenuhnya penggunaan kerangka teori sebagai persiapan penelitian. 1)
|
Menuntut
penyusunan ke-rangka teori
|
2.
|
Hipotesis
|
Tidak
terikat oleh Hipotesis. Berang-kat dari pikiran kosong dalam rangka membangun
suatu konsep atau preposisi.
|
Hipotesis
sangat diperlukan untuk pembuktian.
|
3.
|
Ubahan
|
Tidak
menentukan ubahan2)
|
Mengukur
ubahan
|
4.
|
Hubungan
Peneliti dengan Responden
|
Berfungsi
sebagai instrumen dan menyatu dengan subjek penelitian3)
|
Ada
jarak antara Peneliti dengan Responden
|
5.
|
Metode
Analisis Data
|
Dilakukan
dengan analisis Interaktif4) ataupun analisis alur tahapan5)
|
Dilakukan
dengan analisis Linear
|
6.
|
Proses
dan Hasil
|
Lebih
mementingka Proses 6)
|
Lebih
mementingkan Hasil
|
7.
|
Responden
dan Sampel
|
Informan
dan Snowbolling sampling
|
Random
Sampling, Ukuran Sampel, luas sampel, dan
metode sampling7)
|
1) Membuat persiapan teoretik hanya akan
menghasilkan penelitian yang artifisial dan jauh dari sifat naturalnya. Hal ini
terjadi karena penelitian kualitatif adalah membangun ilmu ideografik,
sementara kuantitatif bertujuan membangun ilmu nomothetik (Muhadjir, 2000).
Jika dalam penelitian kualitatif terdapat kerangka teoretik, maka ada dua
kemungkinan: 1) teori yang ada itu hanya untuk sekedar untuk ‘tongkat’ yang
kemungkinan akan dibuang jika mendapatkan hal yang baru di lapangan. 2)
penelitian tidak sepenuhnya kualitaitf, karena berbagai permasalahan misalnya
keterbatasan waktu, dsb.
2) Dalam penelitian melihat suatu fenomena,
penelitian kualitatif berusaha melihat objek dalam konteksnya dan menggunakan
tata pikir logik lebih dari sekedar linear kausal. Penelitian kualitatif tidak
menentukan ubahan-ubahan dan kategori ubahan serta tidak berusaha mengukur
ubahan itu, apalagi mengkuantifikasikan.
3) Dalam penelitian kualitatif, peneliti dalam
rangka pengumpulan data berfungsi sebagai instrumen yang berusaha untuk
mengikuti asumsi-asumsi kultural dan mengikuti data kualitatif. Peneliti
melakukan ‘pengamatan berperan serta’ atau participant observation atau
juga disebut sebagai ‘pengamatan terlibat’. Oleh karena itu dalam penelitian
kualitatif peneliti dan subjek penelitian harus melebur seoleh-olah tidak ada
lagi pemisah/ jarak diantara keduanya (Moleong, 1995). Dalam pengumpulan data
kualitatif dapat dilakukan dengan dua pendekatan: 1) pengamatan secara aktif
dan langsung (pengamatan peran serta), sehingga peneliti dapat menguak segala
sesuatu yang terjadi di lapangan. 2) Dokumen pribadi, termasuk didalamnya
wawancara bebas. Dokumen ini dapat berupa buku harian, surat, otobiografi dan
catatan hasil wawancara.
4) Analisis Interaktif, dikenalkan oleh Milles
dan Huberman (1994) ditujukan untuk kecermatan dan menjaga kualitas hasil penelitian.
Dalam Analisis interaktif ini masing-masing komponen pengumpulan data, reduksi
data, display data dan kesimpulan hasil dilakukan secara ‘simultan’ atau secara
siklus.
5) Analisis Alur tahapan dikenalkan oleh Strauss
dan Corbin (1997) yang terdiri dari Open Coding, Axial Coding dan Selective
Coding. Open Coding merupakan upaya peneliti untuk mengumpulkan
data-data sebanyak mungkin yang terkait dengan subjek penelitian. Axial
Coding adalah upaya mengorganisir data-data yang telah diperoleh dari open
coding berdasarkan atas kategorinya untuk dikembangkan ke arah beberapa
proposisi. Pada tahap Axial Coding juga dilakukan upaya analisis
hubungan antar kategori. Selective Coding adalah upaya untuk memeriksa
mana kategori yang inti dan kaitannya dengan kategori yang lain, sehingga dapat
diketahui dan dijelaskan mana yang menjadi kategori ‘inti’ atau ‘pusat’ dari
konsep atau kategori lainnya.
6) Dalam penelitian kualitatif yang dipentingkan
adalah kedalaman materi, bukan keluasan materi penelitian (Sukidin, 2002)
7) Dalam Penelitian kuantitatif, semakin banyak/ besar sampel maka akan
semakin kecil kesalahan sampling. Namun dalam penelitian kualitatif
banyak/ sedikitnya informan tidak menentukan akurat atau tidaknya penelitian.
Bahkan dalam penelitian kualitatif bisa jadi informannya hanya satu orang.
Faisal
secara tegas membedakan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif sebagai berikut:
Unsur
|
Penelitian
Kuantitatif
|
Penelitian
Kualitatif
|
Paradigma
|
Positivisme
|
Interpretivisme
|
Tujuan
|
Menjelaskan
fenomena sosial (Explanation)
|
Memahami
fenomena sosial (Understanding)
|
Fokus
Metodologi
|
Hubungan
Kausal (Causaliaty)
Hubungan Antar Variabel
|
Alasan tindakan sosial (reason, social meaning)
Etika (acuan moralitas)
Frame (pola pikir)
Rasionalitas
Tema/ nilai budaya
|
D. KRITIK ATAS PENDEKATAN KUANTITATIF DAN
KUALITATIF
1. Kritik atas Pendekatan Kuantitatif
(Sukidin, 2002)
1.
Metode
Kuantitatif banyak membelenggu empirisme dan rasionalisme subjek kajian
2.
Dianggap
gagal dalam mengungkap realitas sosial yang unik dan beragam, yang hanya bisa
didekati dengan pendekatan kualitatif
3.
Kajian
Kuantitatif terbatas pada desain ekslusifisme, terbatas pada kajian variabel
tertentu dan menghilangnya (makna) generalisasi.
4.
Kajian
atas manusia tidak sama dengan kajian atas kebendaan yang bersifat statis dan
linear.
5.
Dianggap
tidak mampu mempertemukan teori yang bersifat umum dengan konteks lokal
6.
Kabur
dalam mengungkap kasus atau keunikan individu.
2. Kritik atas Pendekatan Kualitatif
1.
Hasil
penelitiannya tidak representatif
2.
Terlalu
bersifat Subjektif
3.
Tidak
dapat digunakan untuk menggeneralisir suatu fakta sosial secara universal dan
hanya dapat digunakan pada “wilayah” kontekstual
4.
Cenderung
melebih-lebihkan pada penghargaan terhadap subjektifitas individu, kelompok,
masyarakat dan atau suatu organisasi tertentu (Fatchan, 2001).
E. UNSUR-UNSUR PENELITIAN
Usman (2001) menyebutkan beberapa unsur-unsur
penelitian sebagai berikut (khususnya untuk penelitian kuantitatif):
1.
Konsep
Awal
2.
Konsep
Sederhana
3.
Istilah
4.
Definisi
5.
Pengertian
6.
Faktor
7.
Proposisi
atau embrio teori
8.
Konsep
lanjutan atau teori
9.
Hukum
atau dalil
10. Asumsi Dasar atau postulat
11. Evidensi atau bukti atau premis
12. Hipotesis
13. Definisi Operasional dan
14. Variabel
1.
Konsep
awal adalah fakta yang diserap inderawi, direkam oleh otak untuk diungkapkan
kembali
2.
Konsep
sederhana, yakni konsep awal yang diabstraksikan dengan nama atau lambang
3.
Istilah
adalah nama atau lambang yang dipersepsi secara sama
4.
Definisi
adalah istilah yang dijelaskan secara khusus
5.
Pengertian
adalah definisi yang dijelaskan secara khusus
6.
Faktor,
adalah fakta yang mempengaruhi
7.
Proposisi,
adalah hubungan antar faktor atau konsep yang dapat dinilai benar atau salah
8.
Teori,
adalah hubungan proposisi secara khusus atau konsep yang terkait secara
sistematis dengan definisi dan proposisi sehingga dapat menjelaskan gejala
9.
Dalil
adalah teori yang teruji dan bertahan
10. Postulat adalah pernyataan yang tidak perlu
dibuktikan kebenarannya
11. Hipotesis adalah rumusan proposisi untuk
diuji kebenarannya.
12. Definisi operasional adalah petunjuk tentang
bagaimana suatu variabel diukur
13. Variabel adalah sebuah konsep yang mempunyai
variasi nilai
Langganan:
Postingan (Atom)